Berita
Rektor Apresiasi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Berbasis Blended Learning FITK UIN Walisongo

Rektor Apresiasi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Berbasis Blended Learning FITK UIN Walisongo

Rektor didampingi Dekan dan Wakil Dekan meninjau pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang. Senin (11/10/2021).

UIN Walisongo Online, Semarang-
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas pada semester gasal Tahun Akademik 2021/2022. PTM terbatas dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan ketat sesuai dengan instruksi pemerintah.

Pembelajaran yang hanya diikuti oleh mahasiswa semester 1 dan 3 ini dilakukan dengan menggunakan Blended Learning memanfaatkan fasilitas Smart Class yang dimiliki oleh FITK.

Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof Dr Imam Taufik meninjau langsung pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). Ia menegaskan bahwa para mahasiswa harus menjadi pionir protokol kesehatan baik di dalam maupun di luar kelas. Hal ini disampaikan saat berbincang dengan mahasiswa yang ada di ruang kelas dan ruang maya (zoom).

“Protokol kesehatan harus selalu dijaga baik ketika pembelajaran maupun setelah pembelajaran selesai. Satu lagi yang terpenting, usahakan untuk tidak berkerumun setelah selesai pembelajaran.” Jelasnya.

FITK memiliki fasilitas protokol kesehatan lengkap seperti tempat cuci tangan dan hand sanitizer yang tersebar di berbagai sudut kampus. Hal ini dilakukan untuk mendorong kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

Mustika, salah satu mahasiswa semester 1 yang mengikuti perkuliahan mengaku senang dan antusias mengikuti pembelajaran secara langsung walaupun masih terbatas.

“Alhamdulillah, saya senang karena bisa mengikuti pembelajaran di kampus UIN Walisongo secara langsung. Kelasnya bagus dan sudah berbasis IT, jadi lebih semangat untuk belajar.” Ujarnya.

Mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) ini berharap bahwa pandemi segera berakhir dan ia bisa belajar bersama teman-temanya di kampus secara langsung tanpa harus dibatasi.

Dalam kesempatan yang sama, Agus Mutohar, salah satu dosen FITK menyatakan PTM dengan blended learning ini merupakan solusi terbaik untuk pembelajaran saat ini dimana 50 persen mahasiswa online dan 50 persen offline secara bergantian. Selain itu mahasiswa akan kembali termotivasi untuk belajar.

“Model perkuliahan seperti ini bisa meningkatkan motivasi mahasiswa yang sudah terlalu jenuh dengan perkuliahan daring. FITK sudah mempunyai fasilitas yang baik dengan smart TV, camera, dan jaringan internet yang stabil. Mahasiswa bisa antusias mengikuti perkuliahan secara real time baik yang offline maupun online dengan sarana ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Dekan FITK, Lift Anis Ma’sumah menyatakan pelaksanaan PTM dilakukan dengan persiapan yang matang baik dari segi protokol kesehatan maupun kesiapan tenaga pengajar. Tenaga pengajar sudah dibekali dengan kemampuan pengoperasian fasilitas Smart Class sebelumnya agar pembelajaran berlangsung efektif.

“Setiap hari akan kami pantau terutama pelaksanaan tatap muka terbatas, mungkin ada kendala teknis, atau hal lainnya. Selain itu, pelaksanaan prokes menjadi fokus kami, terutama tidak hanya di dalam kelas tetapi juga di luar kelas. Temuan-temuan di lapangan akan kami jadikan bahan evaluasi kedepan.” Tegasnya.

Adapun mekanisme PTM terbatas kali ini menggunakan sistem pergantian. Mahasiswa yang dapat mengikuti pekuliahan dibatasi maksimal 25 mahasiswa dalam setiap ruang kelas dan sisanya mengikuti secara daring.

The post Rektor Apresiasi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Berbasis Blended Learning FITK UIN Walisongo appeared first on UIN Walisongo.

Share On:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *