Berita
Napak Tilas Sejarah Islam Tanah Sunda, UIN Walisongo Ziarahi Sunan Gunung Jati dan Syekh Nurjati

Napak Tilas Sejarah Islam Tanah Sunda, UIN Walisongo Ziarahi Sunan Gunung Jati dan Syekh Nurjati

UIN Walisongo Online, Semarang – Parade ziarah 51 Wali dan Masyayikh dalam rangka Diesnatalis UIN Walisongo Semarang yang ke-51 kembali berlanjut. Kali ini giliran Kota Cirebon yang menjadi kota tujuan para rombongan ziarah UIN Walisongo Semarang. Sabtu (03/20)

Penyebaran Islam di Tanah Sunda tidak bisa lepas dari peran dua tokoh islam besar yang makamnya terletak di kota ujung timur Provinsi Jawa Barat ini, ialah Syekh Nurjati dan Syarif Hidayatullah atau biasa dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Djati.

Kedua tokoh tersebut menjadi potret sejarah panjang Islam hadir di tanah Sunda. Makam pertama yang dikunjungi oleh rombongan ialah makam Sunan Gunung Djati yang terletak di Kompleks makam Astana Gunung Jati, Desa Astana yang jaraknya kurang lebih 5 KM dari pusat kota Cirebon.

Untuk mencapai makam tokoh yang wafat pada 19 September 1569 ini rombongan harus mendaki jalanan menanjak bukti Gunung Sembung dengan sembilan pintu (lawang sanga) yang merupakan ciri khas dari kompleks Makam Astana Gunung Jati.

Setibanya di depan makam Kanjeng Sunan, rombongan membacakan tahlil yang dipimpin oleh Wakil Rektor I, Dr. M. Mukhsin Jamil, M.Ag dan ditutup dengan pembacaan do’a oleh Ketua Senat, Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag.

Seusai dari makam Sunan Gunung Djati, rombongan bergegas berkunjung ke makam Syekh Nurjati. Dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari makam Sunan Gunung Jati, rombongan hanya butuh waktu kurang lebih 5 menit untuk sampai di lokasi kedua ini.

Syekh NurJati (Nur Ingkang Sejati) yang dikenal juga dengan nama Syekh Datuk Kahfi atau Syekh Dzatul Kahfi dalam catatan sejarah adalah pendahulu Walisongo di Tanah Sunda.

Beberspa tokoh Sunda di pertengahan Abad ke-14 masehi seperti Pangeran Walangsungsang dan Nyai Rara Santang, juga termasuk Sunan Gunung Jati pernah berguru pada Wali yang lahir di Semenanjung, Malaka ini.

Menurut penuturan warga sekitar, sejarah Islam berkembang pesat di tanah Cirebon pasca kedatangan beliau di daerah Giri Amparan Cirebon pada awal abad ke-14, tepatnya seusai beliau selesai memperdalam Islam di Kota Baghdad, Iraq.

Para rombongan UIN Walisongo dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, satu persatu masuk mengunjungi Makam Syekh Nurjati. Kali ini pembacaan tahlil dipimpin oleh H. Alis Asikin.

Sesuasai mengunjungi Cirebon, para rombongan Ziarah Kembali melanjutkan perjalanan untuk mengunjungi makam Amangkurat I (Raja Kasultanan Mataram Islam) di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

The post Napak Tilas Sejarah Islam Tanah Sunda, UIN Walisongo Ziarahi Sunan Gunung Jati dan Syekh Nurjati appeared first on UIN Walisongo.

Share On:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *