Perkokoh Jatidiri, Lembaga Sertifikasi Profesi UIN Walisongo Selenggarakan Benchmarking
UIN Walisongo Online, Yogyakarta – Tim LSP UIN Walisongo melakukan kegiatan kunjungan Benchmarking ke Lembaga Sertifikasi Profesi yaitu LSP Universitas Negeri Yogyakarta dan LSP UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Kehadiran Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) menjadi penting sebagai sarana mencetak sumber daya manusia yang unggul dan kompeten. LSP UIN Walisongo berupaya menjalankan tanggung jawab kelembagaan dan komitmen yang tinggi dalam memfasilitasi peningkatan kualitas, keahlian dan kecakapan mahasiswa dan para alumninya melalui uji sertifikasi profesi dengan standart BNSP.
Berbagai kegiatan persiapan pengajuan LSP ke Badan Nasional Sertifikat Profesi (BNSP) telah dilakukan, guna meneguhkan kembali eksistensi dan jatidiri LSP UIN Walisongo yang kompetitif, transparan, dan akuntabel. Implementasi kegiatan tersebut dimulai dari penyiapan perangkat dan dokumen, penyiapan uji kelayakan, rancangan penjaminan mutu dan tata kelola kelembagaan. Selain itu, LSP UIN Walisongo juga secara aktif menggelar kegiatan workshop penyusunan dokumen, focused group discussion (FGD), hingga benchmarking.
Benchmarking menjadi salah satu strategi kerja yang bertujuan untuk belajar, saling bertukar informasi, menguatkan jalinan tali silaturrahmi, memperkokoh hubungan kemitraan, menyediakan bahan pembanding, sharing pengalaman organisasi, serta usaha menemukan strategi manajemen yang kokoh dan matang. LSP UIN Walisongo terus berusaha mempelajari dan mengembangkan hal-hal baru, menemukan inovasi daya kreatifitas sesuai profil LSP UIN Walisongo, serta peran aktifnya dalam pengembangan kompetensi para pengurus.
Sebanyak 14 orang Tim LSP UIN Walisongo melakukan Benchmarking ke LSP Universitas Negeri Yogyakarta dan LSP UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada hari Senin tanggal 07 Oktober 2024. Tim LSP UIN Walisongo yang dipimpin langsung oleh Dr. H. Wahab, MM selaku Direktur LSP UIN Walisongo.
Dalam sambutannya, Dr. H. Wahab, M.M menyampaikan bahwa sebagai Lembaga yang baru satu bulan dibentuk, LSP UIN Walisongo telah berkomitmen tinggi menjadi Lembaga sertifikasi yang kompeten, profesional, dan akuntabel, sehingga sangat perlu mendapatkan wawasan pemahaman yang komprehensif mengenai manajemen/ tata kelola LSP yang handal, untuk itu belajar dan bermitra dengan LSP terdahulu menjadi keharusan.
Tim LSP UIN Walisongo diterima secara resmi oleh Sekretaris Direktorat Pendidikan Profesi dan Kompetensi (DPPK) Dr. Dyah Kumalasari, M.Pd. Selain itu, kegiatan Benchmarking juga secara langsung dipandu oleh Dr. Minta Harsana, A.Par, M.Sc selaku Kanit Kompetensi dan Pelatihan, Ir. Meutia Ika Suryani selaku Kasubdit Profesi, Kompetensi, dan Pelatihan, serta Tim Utama LSP UNY. Dalam sambutannya, Dr. Dyah Kumalasari menyampaikan bahwa secara kelembagaan, LSP UNY berada di bawah Unit Kompetensi dan Pelatihan UNY. LSP UNY merupakan LSP P1 yang telah mendapatkan lisensi BNSP sejak tahun 2017.
Dalam tata kelola Lembaga Tim LSP UNY sebagai PTN-BH semua mekanisme administrasi keuangan masih ditangani unit LSP dan Pembiayaan dibawah Warek I. Sedangkan pembiayaan operasional LSP dilakukan melalui skema kepanitiaan adhoc. LSP UNY telah mengembangkan skema kompetensi berdasar kebutuhan dan usulan masing-masing prodi.
Pengembangan peningkatan kualitas SDM dengan memanfaatkan berbagai program Hibah baik yang diberikan oleh BNSP, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Himpunan Pengelola Sertifikasi Profesi (HIMPSI), maupun Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Berkaitan dengan hal yang harus dipersiapkan LSP, dalam peningkatan Kewenangan Kompetensi Tambahan (KKT) Dr. Minta Harsana, A.Par, M.Sc menyebutkan bahwa seluruh SDM Asesor harus memenuhi kelayakan untuk menjadi asesor, sehingga LSP memiliki kebijakan dalam memberikan penugasan kepada para asesor di jaringan kemitraan LSP yang ada.
Strategi ini dipercaya dapat mempercepat peningkatan kualitas asesor berbasis skema yang dibutuhkan masing-masing prodi. Selain itu, program pelatihan asesor juga intensif dilakukan untuk menyesuaikan setiap pengembangan Materi Uji Kompetensi (MUK) yang ditetapkan BNSP. Sementara secara teknis, pengelolaan LSP juga sangat tergantung pada kekuatan unit Informasi Teknologi (IT). Maka LSP harus benar-benar memiliki tim IT yang kuat dan handal. Antusiasme Tim LSP UIN Walisongo ditunjukkan dengan banyaknya diskusi yang dilakukan masing-masing bidang.
Bencmarking ke LSP UIN Sunan Kalijaga
Perspektif berbeda dari manajemen LSP, dilihat dari mekanisme tata kelola LSP UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang telah memiliki 7 skema bidang kompetensi profesi sejak awal berdirinya, di tahun 2021. Untuk mendapatkan asesor yang berkualitas, LSP UIN Sunan Kalijaga menyelenggarakan secara rutin workshop dan bimbingan teknis bagi para Asesor Lisensi dan asesor Kompetensi. Dr. H. Wahab, M.M beserta Tim LSP UIN Walisongo diterima oleh Dr. Sriharini dan Dr. Muryanti, M.A selaku tim LSP di Kantor LSP UIN Sunan Kalijaga. LSP UIN Sunan Kalijaga sebagai LSP dari PTKIN Indonesia, telah menghasilkan tenaga-tenaga Asesor Kompetensi yang mampu memberikan uji kompetensi terhadap peserta uji (mahasiswa) dalam ruang lingkup kompetensi sesuai bidang masing-masing. Penguatan kapasitas asesor dilakukan dengan memanfaatkan hibah dari BNSP.
Sementara dalam pelaksanaan uji kompetensi bagi mahasiswa dilakukan melalui seleksi terbuka berdasarkan kriteria dan persyaratan yang ditetapkan. Secara rutin telah menyelenggarakan uji kompetensi dua kali dalam satu tahun. Skema kompetensi yang dikembangkan adalah skema yang dapat berlaku umum bagi seluruh mahasiswa lintas prodi dan fakultas seperti trainer, public relation, fasilitator pemberdayaan masyarakat, dan konsultan pendamping UMKM. Dipilihnya skema ini tentu agar dapat dimanfaaatkan bagi seluruh mahasiswa di UIN Sunan Kalijaga.
Selain itu dijelaskan bahwa dalam tata kelola administrasi keuangan memang masih banyak yang mengandalkan hibah. Guna operasionalisasi uji kompetensi, LSP setidaknya mendapatkan dua kali hibah setiap tahun dari BNSP, sehingga ini menjadi peluang dalam tercapainya uji sertifikasi kompetensi.
Manajemen mutu juga diimplementasikan dalam rangka menjaga kualitas MUK yang selalu mengalami perkembangan, dalam hal ini bidang mutu melakukan validasi dan supervisi kelayakan MUK. Mengakhiri kunjungan Direktur LSP UIN Walisongo menegaskan untuk menjalin kemitraan dengan LSP UIN Sunan Kalijaga dalam tata kelola LSP serta pengembangan kualitas Asesor Kompetensi.
Kegiatan Benchmarking ini, selain menjadi sarana memperkuat wawasan tentang tata kelola LSP dan menjalin kemitraan antar lembaga, nyatanya juga menjadi wujud nyata kiprah perguruan tinggi untuk mempersiapkan asset sumberdaya yang berkualitas melalui uji sertifikasi kompetensi. UIN Walisongo sebagai salah satu perguruan tinggi keagamaan telah menjadi salah satu perguruan tinggi yang akan menjadi mitra BNSP dalam usaha pengembangan kompetensi professional mahasiwa dan para alumninya.
Tentu Langkah ini membuktikan komitmen yang tinggi, berkiprah nyata dalam industry pasar kerja berstandar Nasional. Ke depan, kami yakin, kehadiran LSP UIN Walisongo mampu menyediakan SDM kompeten dan professional sesuai kebutuhan pasar dunia kerja yang berakhlakul karimah. Salam kompeten.