Lima Hal Unik Di Wisuda UIN Walisongo Semarang, Mulai Wisudawan Somalia sampai Bahasa Isyarat
UIN Walisongo Online, Semarang – Ada yang menarik dalam Wisuda UIN Walisongo periode Bulan Agustus 2023. Sebanyak 1807 Mahasiswa yang mengikuti prosesi wisuda yang berlangsung pada Rabu (23/8/2024) di Auditorium II Kampus 3 UIN Walisongo Gedung Tgk.Ismail Ya’qub UIN Walisongo Semarang.
Wisuda kali ini merupakan wisuda Doktor (S3) ke-32, Magister (S2) Ke-56, Sarjana (S1) Ke-89 dan Diploma ke-34, Wisuda dipimpin oleh Rektor UIN Walisongo Prof.Dr.Imam Taufiq,M.Ag. Beliau berpesan kepada wisudawan untuk tidak berhenti belajar.
Wisuda merupakan momen yang paling ditunggu oleh mahasiswa, wisuda merupakan upacara atau perayaan yang diadakan oleh intitusi pendidikan untuk menghormati mahasiswa yang terlah menyelesaikan program studi mereka dan memperoleh gelar akademik. Wisuda dalam periode ini memiliki beberapa hal unik.
1. Wisudawan berprestasi dari Somalia
Salah satu wisudawan berprestasi merupakan Mahasiswa Internasional yang bernama Fallis Yusuf Hassan yang telah menempuh pendidikan di UIN Walisongo Jurusan Teknik Informasi Fakultas Sains dan Teknologi.
“Saya memilih untuk belajar Teknik Informasi karena tertarik dengan teknologi terutama berapa cepat kemajuan beragama. Saya senang bisa belajar di UIN Walisongo yang telah memberikan banyak kesempatan dan pengalaman. Saya juga berharap melihat banyak mahasiswa Internasional di UIN Walisongo”, tutur Falis.
Tak hanya menyampaikan pidatonya sebagai wisudawan berprestasi dia juga menyampaikan pantunnya dan disambut riuh tepuk tangan wisudawan
“Jauh berlayar dari Somalia, lanjut berenang mencari kerang. Kami senang belajar Ilmu dan Agama, di UIN Walisongo Semarang. Lumpia makanan khas Semarang, Canjeroo hidangan khas dari Somalia. Jayalah terus UIN Walisongo Semarang, Untuk Kampus Kemanusiaan dan Peradaban Dunia”, pungkasnya.
2. Tangis Haru Wisudawan Berprestasi
Selain kegembiraan wisuda selalu diselimuti oleh tangis bahagia, salah satunya adalah wisudawan berprestasi UIN Walisongo yaitu Zella Famelia. Dalam pidatonya dia menyampaikan tentang rasa syukur dan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tuanya.
“Ayah dan Ibu rasanya tidak cukup mendeskripsikan jasa kalian. Selalu mendoakan dan meridhoi langkah kita. Ayah, Ibu izinkan anakmu ini menatap dan memeluk untuk menyempaikan terima kasih. Ayah, bayi yang kau gendong telah dewasa. Ibu, Buah hati yang kau susui kini telah menjadi sarjana. Kalianlah pahlawan paling berjasa tanpa harap dan imbalan, tanpa perjuangan kalian dan doa air mata tidak akan mamu pada titik ini, terima kasih ayah terima kasih ibu. Semoga anakmu ini menjadi ladang jariah dunia dan akhirat”, ucapnya penuh tangis haru.
3. Selebrasi Wisudawan dengan Bahasa Isyarat
Tidak hanya Zela yang menyampaikan rasa terima kasih kepada kedua orang tuanya tapi juga para wisudawan lain. Hal ini terlihat dari selebrasi wisuda yang dilakukan oleh wisudawan. Selebrasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan bahasa isyarat. Bahasa Isyarat yang disampiakan oleh para wisudawan bermakna “terima kasih Ayah,Ibu I Love you”.
4. Ucapan Berupa Tanaman
Ditengah isu lingkungan saat ini, tingginya polusi udara yang terjadi dimana-mana. UIN Walisongo sebagai kampus hijau memiliki komitmen tinggi dalam membangun budaya peningkatan efisiensi energi, konservasi sumberdaya dan peningkatan kulaitas lingkungan dengan mendidik dan menciptakan hidup sehat dan lingkungan belajar yang kondusif secara berkelanjutan.
Wisuda identik dengan karangan bunga ucapan dari berbagai pihak untuk para wisudawan. Bentuk komitmen nyata dari UIN Walisongo adalah pada wisuda kali ini bentuk kontribusi untuk lingkungan adalah ucapan pada waktu wisuda tidak menggunakan karangan bunga melainkan menggantinya dalam bentuk pohon yang nantinya akan ditanam kembali dan bisa melestarikan lingkungan.
5. Arak Arakan Wisudawan dan Karawitan
Kebahagiaan tidak hanya dirasakan oleh para wisudawan tetapi juga keluarga dan teman. Wujud kebahagiaan teman teman wisudawan adalah melakukan selebrasi dalam bentuk arak arakan wisudawan yang lulus. Arak arakan dari Unit Kegiatan Mahasiswa yang ada di UIN Walisongo dan ini menjadi tradisi.
Bentuk lain pelestarian tradisi adalah dengan Karawitan yang tampil dalam prosesi wisuda. Karawitan ini merupakan salah satu ciri khas wisuda UIN Walisongo. Ini bentuk melestarikan tradisi Walisongo, penyebaran Islam menggunakan gamelan yang dilakukan oleh Walisongo. Gamelan ini adalah bentuk dakwah yang menyesuaikan deiri terhadap corak kebudayaan masyarat jawa. Selain itu, dakwah ini merupakan wujud dari Unity of Science yang menjadi Nilai UIN Walisongo.
The post Lima Hal Unik Di Wisuda UIN Walisongo Semarang, Mulai Wisudawan Somalia sampai Bahasa Isyarat appeared first on UIN Walisongo.