
Dari Kursi Roda ke Panggung Wisuda: Rizal Kan Nabhan Tembus Batas, Raih Gelar Sarjana
UIN Walisongo Online, Semarang – Pada prosesi wisuda UIN Walisongo Semarang periode Februari 2025, Muhammad Rizal Kan Nabhan, mahasiswa prodi Pendidikan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi, menarik perhatian dengan semangat juang yang luar biasa. Di tengah acara wisuda yang dihadiri 1.095 wisudawan, momen Rizal berjalan maju menggunakan kursi roda yang didorong oleh orang tuanya berhasil mengharukan seluruh hadirin.
Rizal, yang lahir di Pati pada tahun 2000, telah melalui serangkaian cobaan berat dalam perjalanannya meraih gelar sarjana. Beberapa tahun lalu, ia mengalami pecah pembuluh darah otak sebelah kiri yang menyebabkan kelumpuhan pada beberapa bagian tubuhnya. Tak hanya itu, tiga minggu sebelum hari wisuda, Rizal kembali diuji ketika mengalami kecelakaan yang menyebabkan diskolasi pada bahu kirinya. Meski dihadapkan pada rintangan kesehatan yang serius, semangatnya untuk menyelesaikan studi tak pernah padam.
Saat prosesi pengalungan samir, langkah Rizal yang perlahan namun pasti melalui kursi roda menjadi simbol keberanian dan kegigihan. Momen tersebut langsung mengundang tatapan haru serta tepuk tangan meriah dari rekan-rekan wisudawan. Di balik keterbatasan fisik, Rizal tetap menampilkan kepribadian yang inspiratif, membuktikan bahwa tekad dan semangat pantang menyerah adalah kunci untuk mengatasi segala hambatan.
Selain memiliki bakat di dunia akademik, Rizal juga dikenal sebagai penghobi catur dan programmer. Ia turut mengasah kemampuannya melalui keikutsertaan di UKM Ristek, yang menambah warna dalam perjalanan perkuliahan di UIN Walisongo Semarang. Tak heran jika dosen-dosennya, terutama Pak Teguh Wibowo dan Bu Lis Setyoningrum, begitu mengapresiasi kegigihan dan prestasi yang diraihnya.
Dalam kesempatan wawancara, Rizal menyampaikan pesan yang penuh inspirasi kepada mahasiswa lain di UIN Walisongo Semarang. “Tetap semangat, jangan menyerah. Cukup saya saja yang pernah sakit parah, bahkan pernah mati suri. Jangan biarkan tantangan menghalangi impian kalian. Teruslah berjuang, ikuti alurnya, dan insyaAllah akan ada jalan yang lebih baik,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Kisah perjuangan Rizal tidak hanya diwarnai oleh cobaan, tetapi juga oleh pengalaman berharga selama masa kuliah. Ia mengenang masa KKN yang memberinya banyak pengalaman dan kesempatan untuk menjalin persahabatan, terutama dengan salah satu teman dekat yang selalu mendukungnya. Kegiatan bersama UKM Ristek juga turut memperkaya perjalanan akademisnya, menjadikan setiap momen di kampus penuh makna dan pembelajaran.
Keberhasilan Rizal meraih gelar sarjana merupakan bukti nyata bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk meraih impian. Kisahnya telah menginspirasi banyak pihak, terutama mahasiswa dan generasi muda, untuk tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan. Dengan semangat dan kerja keras, setiap rintangan dapat diatasi, dan setiap mimpi memiliki kesempatan untuk terwujud.
UIN Walisongo Semarang pun kembali membuktikan komitmennya dalam mendidik dan mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki jiwa kepahlawanan dan ketangguhan dalam menghadapi kehidupan. Kisah Rizal Kan Nabhan akan terus dikenang sebagai simbol kegigihan dan inspirasi bagi semua.